Home Stanting



portal-desa.com - Stunting masih menjadi masalah terbesar bagi kesehatan anak di Indonesia. Meskipun mengalami penurunan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat prevalensi stunting masih menyentuh angka 21%. 


Stunting berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak. Apabila suatu negara mampu menurunkan angka stunting ini, artinya negara tersebut perlahan mampu mencetak generasi emas yang sehat dan cerdas. 


Bagi Sahabat MIKA yang ingin mengenal lebih dalam apa itu stunting serta penyebab dan gejalanya, yuk simak artikel berikut ini!


Apa itu stunting?

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang bukan hanya sekadar kekurangan gizi dan mempengaruhi fisik anak, namun diikuti dengan perkembangan motorik dan kognitif anak. Dampaknya selain tubuh kerdil, anak cenderung memiliki kesulitan dalam belajar dan mengambil keputusan. 


Kondisi anak yang terlahir stunting tidak dapat disembuhkan secara spesifik, seperti tinggi badan. Namun, kesehatan fisik dan motorik anak dapat diperbaiki dengan pengaturan gizi seimbang. 


Penyebab stunting

Penyebab stunting pada anak yang umum adalah kekurangan gizi, sehingga tubuh tampak kurus dan tidak sehat.


Penyebab stunting pada balita dan anak terdiri dari berbagai faktor, antara lain sebagai berikut:


1. Gizi buruk pada anak

Ibu perlu catat, bahwa 1.000 hari pertama sejak bayi lahir merupakan waktu terpenting untuk memberikan asupan gizi untuk tumbuh kembang yang baik. Nah, bayi dan anak yang stunting berpotensi memiliki riwayat gizi buruk karena tidak terpenuhinya kandungan gizi utama, seperti karbohidrat, lemak protein, vitamin, mineral, zat besi, yodium, dan zink. 


2. Faktor infeksi penyakit 

Malnutrisi akibat stunting ini memang bermula dari tidak terpenuhinya gizi baik pada anak, sehingga anak kesulitan membentuk metabolisme untuk daya tahan tubuh. Akibatnya, bayi dan anak mudah terserang infeksi penyakit. Dalam jangka pendek, anak akan mudah terserang penyakit pencernaan, misalnya diare yang bisa tertular dari lingkungan tertentu. Akan tetapi, studi medis menemukan bahwa anak dengan kondisi stunting berisiko menderita penyakit degeneratif dan penyakit tidak tertular lainnya, seperti diabetes hingga gangguan jantung. 


3. Pola makan yang tidak tepat

Penyebab stunting yang paling utama adalah pemberian pola makan anak yang tidak sesuai anjuran, sehingga dapat menghambat pertumbuhan fisik dan motorik anak. Dengan hambatan tertentu, orang tua bisa memberikan makanan tidak bergizi. Misalnya, pemberian susu kental manis pada balita yang mengandung gula tinggi, hingga makanan cepat saji seperti fast food dan makanan instan. 


4. Faktor sosial dan ekonomi negara atau wilayah tertentu

Kemiskinan menjadi penyebab utama mengapa angka stunting pada anak di sebuah negara meningkat, terutama negara berkembang. 


Negara berkembang masih terbatas dalam memberikan fasilitas untuk menunjang hidup sehat kepada masyarakat miskin. Misalnya, akses edukasi dan perawatan kesehatan ibu hamil, serta balita dan anak. Hal ini menyebabkan ibu hamil tidak memiliki perencanaan kehamilan yang baik, memberikan pola makan secara minim atau berlebihan kepada anak, dan pengaruh besar kepada cara pola asuh orang tua kepada anak. 


5. Faktor kebersihan dan sanitasi air

Lingkungan yang kotor dan sanitasi air yang buruk juga menjadi penyebab stunting yang banyak orang tua tidak sadari. Pasalnya, lingkungan sekitar yang tidak bersih dan air yang kotor tentunya terinfeksi dengan bakteri yang membuat anak menjadi mudah terkena penyakit. Air yang kotor tersebut juga digunakan untuk membersihkan makanan dan air minum, yang menghambat pertumbuhan fisik anak. 


Ditambah lagi, lingkungan sekitar rumah yang tidak terawat juga menghambat proses belajar anak. 


6. Faktor ibu hamil yang kekurangan gizi

Penyebab lain stunting juga bisa dipicu oleh ibu hamil itu sendiri. Apabila ibu hamil mengalami malnutrisi yang cukup parah, atau kerap mengonsumsi nutrisi yang tidak dianjurkan untuk proses pertumbuhan janin, maka bayi berisiko tinggi untuk kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan. 


Untuk menjawab pertanyaan seputar stunting, Sahabat MIKA dapat menonton Bincang Sehat MIKA bersama dr. Martini, Sp.A dari Mitra Keluarga Kemayoran.


Cara mencegah stunting agar anak tumbuh sehat

Cara mencegah stunting adalah cek kesehatan secara berkala pada ibu hamil dan anak ke posyandu


Stunting tidak dapat disembuhkan dengan cepat, namun stunting dapat dicegah selama masa ibu sebelum hamil, misalnya pada saat remaja. 


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memberikan tips dan cara mencegah stunting bagi keluarga, termasuk ibu dan si kecil, untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas dengan ABCD. 


1. A - Aktif konsumsi tablet penambah darah

Bagi perempuan remaja dan dewasa yang sudah mulai datang bulan, wajib untuk mengonsumsi tablet penambah darah agar terhindar dari anemia. Kekurangan darah atau anemia akan mempengaruhi jumlah hemoglobin (HB) ibu hamil dan janin itu sendiri. 


Anjuran minum tablet tambah darah bagi perempuan:


Perempuan remaja: 1 tablet tambah darah untuk 1 minggu sekali. 

Ibu hamil: Dalam minimal 90 hari kehamilan, wajib minum 1 tablet sehari.

2. B - Bumil wajib periksa kehamilan sebanyak 6 kali

 

Antenatal care (ANC) merupakan pemeriksaan bagi ibu hamil untuk memastikan kesehatan ibu dan perkembangan janin ke dokter spesialis kandungan sebanyak 6 kali, dengan 2 kali potret USG untuk melihat kondisi janin lebih lanjut.


Masing-masing waktu untuk melakukan antenatal care adalah sebagai berikut:


Trimester 1: 1 kali kunjungan pemeriksaan.

Trimester 2: 1 kali kunjungan pemeriksaan.

Trimester 3: 2 kali kunjungan pemeriksaan.

Masa menuju kelahiran: 2 kali kunjungan pemeriksaan. 

 

3. C - Cukupi kebutuhan protein hewani

Protein hewani sangat direkomendasikan untuk memenuhi gizi anak agar tidak kekurangan gizi. Bagi bayi di atas 6 bulan dengan tanda-tanda malnutrisi atau sudah memasuki stunting, protein hewani dapat diberikan, meskipun bayi sedang fokus untuk pemberian ASI Eksklusif. 


4. D - Datang ke Posyandu

Posyandu merupakan pusat kesehatan yang tersebar hingga pedesaan agar masyarakat mendapatkan akses edukasi dan perawatan kesehatan, termasuk kesehatan ibu hamil dan anak. Di Posyandu, terdapat program untuk pengecekan kondisi fisik anak, mulai dari pengukuran berat dan tinggi badan, imunisasi, penyuluhan seputar gizi dan ASI, atau indikasi penyakit pada ibu dan anak. 


Dibantu oleh dokter dan perawat, ibu akan mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk pencatatan pengukuran dari waktu ke waktu. 


5. E - Eksklusif ASI 6 bulan

Selain imunisasi dan makanan yang bergizi, bayi dari usia 0-2 tahun wajib diberikan ASI eksklusif untuk pemenuhan nutrisi pendukung. Namun, nutrisi ibu juga perlu diperhatikan, ya! Ibu perlu untuk menjaga gizi dan nutrisi dari apa yang dikonsumsi. 


Konsultasi dengan dokter anak Mitra Keluarga untuk cegah penyebab stunting

Stunting menjadi gangguan kesehatan ibu dan anak yang angka penurunannya perlu diperhatikan di Indonesia. Dengan tanda-tanda seperti malnutrisi, sulit berkembangnya kemampuan kognitif anak, dan lambatnya pertumbuhan badan anak, dapat menghambat produktivitas individu kedepannya untuk memajukan ekonomi bangsa. 


Untuk membantu mencetak generasi bangsa yang cerdas, dokter anak Mitra Keluarga siap membantu anak Anda agar selalu sehat secara fisik dan motorik. Mitra Keluarga juga memiliki layanan unggulan tumbuh kembang anak untuk melatih dan merangsang kemampuan motorik dan fisik. 


Jangan lupa untuk buat janji konsultasi dengan dokter spesialis anak Mitra Keluarga melalui website atau MIKA Mobile Apps.


Baca juga :

Tidak ada komentar

Posting Komentar

to Top