Home agrobisnis / analisis usaha / bisnis tanaman / cara menanam / kopi

A. Prospek Bisnis Kopi

Bisnis Kebun Kopi. Tren meminum kopi sebagai gaya hidup tidak hanya terjadi di luar negeri. Di Indonesia, meminum kopi juga sudah menjadi kebiasaan yang terus bertambah jumlah "pengikutnya". Secara tidak langsung, kondisi ini ikut meningkatkan permintaan kopi domestik. Berdasarkan survei, rata-rata permintaan kopi dalam negeri pada periode 1984—2008 meningkat dengan laju 4,32% per tahun. Sementara itu, rata-rata peningkatan konsumsi kopi di Benua Asia serta Benua Amerika dan Eropa masing-masing sebesar 5—8% dan 8% per tahun. Adanya tren dan peningkatan permintaan kopi membuka peluang usaha untuk bertanam kopi. Terlebih, peluang ekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris juga terbuka lebar.

bisnis berkebun kopi

B. Persiapan Lahan Bertanam Kopi

  1. Pastikan lahan yang akan digunakan memenuhi 1. persyaratan tumbuh sesuai dengan jenis kopi yang akan ditanam. Secara umum, kopi arabika dan robusta dapat tumbuh optimal pada tanah yang memiliki pH 5—7 serta kandungan hara dan organik tinggi.

- Kopi arabika cocok tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian tempat 1.000-2.100 m dpl dengan curah hujan berkisar antara 1.000-1.500 mm/tahun dan suhu rata-rata 16-22° C.

- Kopi robusta cocok tumbuh di daerah dengan — ketinggian 400—1.200 m dpl, curah hujan maksimum 2.000 mm/tahun, dan suhu 20—28° C.

  • Lakukan pembersihan lahan secara manual atau kimiawi menggunakan herbisida pada 1—2 bulan menjelang penanaman.
  • Tentukan jarak tanam kopi. Umumnya, kopi dapat tumbuh optimum dengan jarak tanam 3 x 3 meter, 2,5 x 2,5 meter, atau 2 x 2 meter tergantung pada keinginan petani kopi.
  • Buat lubang tanam satu bulan sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam idealnya 60 x 60 x 60 cm. Sementara itu, jarak tanam dapat bervariasi. Pada saat 3—4 minggu sebelum penanaman, berikan pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) ke dalam lubang tanam.
  • C. Pilih Jenis Kopi yang Sesuai

    1. Pilih jenis kopi yang akan ditanam sesuai dengan lokasi penanamannya. Jika lokasi yang akan ditanami berada pada ketinggian 1.000—2.100 meter dp, maka jenis kopi yang cocok adalah kopi arabika. Sementara itu, jika lokasi berada di ketinggian 400—1.200 mdpl, kopi yang cocok ditanam adalah kopi robusta.
    2. Pastikan bibit kopi yang akan ditanam berasal dari tanaman kopi yang telah berbuah minimum 2—3 tahun. Selain itu, bibit juga dapat dibeli di perusahaan pembibitan yang sudah memiliki sertifikasi.
    Perbandingan Ciri Fisik Antara Biji Kopi Jenis Arabika dan Robusta

    Arabika

    Robusta

    Rendemen 18-20%Rendeman 20-22%
    Bentuknya agak memanjang dan bidang cembungnya tidak terlalu tinggiBiji kopi agak bulat
    Ujung biji lebih mengilap, tetapi jika dikeringkan berlebihan akan terlihat retak atau pecahLengkungan biji lebih tebal dibanding- kan dengan jenis arabika
    Celah tengah (center cut) di bagian datar (perut) tidak lurus memanjang ke bawah, tetapi berlekukGaris tengah (parit) dari atas ke bawah hampir rata
    Untuk biji yang sudah diolah, kulit ari kadang-kadang masih menempel di celah atau parit biji kopiUntuk biji yang sudah diolah, tidak terdapat kulit ari di lekukan atau bagian parit

    D. Penanaman Bibit Kopi Sesuai Prosedur

    1. Siapkan bibit siap tanam yang berumur 5—6 bulan dan tinggi batang 20—40 cm.
    2. Sobek polibag secara hati-hati. Usahakan media tanah jangan sampai pecah atau terpisah dari bibit.
    3. Tempatkan bibit ke dalam lubang tanam. Pastikan bibit terletak tepat di bagian tengah lubang tanam.
    4. Masukkan tanah dan padatkan agar bibit tetap tertanam kokoh.
    5. Untuk mengurangi penguapan, potong daun bibit hingga tersisa sepertiganya.

    C. Perawatan Tanaman Kopi

    1. Lakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang mati atau rusak agar produktivitas ke depannya tetap baik. Penyulaman dilakukan hingga tanaman kopi berumur dua tahun. Waktu yang tepat untuk penyulaman adalah pada akhir musim kemarau.
    2. Lakukan pemupukan setiap enam bulan. Untuk kopi yang berumur di bawah dua tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang digunakan adalah 2 : 2 : 1 dengan dosis 200 gram per tanaman. Sementara itu, untuk tanaman kopi yang berumur di atas dua tahun, rasio pupuk urea, SP-36, dan KCl yang diberikan adalah 2 : 2 : 2 dengan dosis per tanaman sebanyak 600 gram. Tambahkan pula kompos untuk tanaman berumur di bawah dua tahun dan di atas dua tahun masing-masing sebanyak 250 gram dan 500 gram.
    3. Kendalikan gulma, hama, dan penyakit yang menyerang.
    4. Lakukan pendangiran dua kali dalam setahun dengan cara mencangkul tanah di radius piringan 30—50 cm dari titik tanam. Pendangiran dapat membantu keefektifan penyerapan unsur hara saat pemupukan.
    5. Pangkas pucuk tanaman setelah tinggi tanaman kopi mencapai 120—140 cm. Adanya pemangkasan dapat menghambat pertumbuhan ke arah atas. Pasalnya, pertumbuhan cabang yang dikehendaki sebenarnya mengarah ke samping sehingga memudahkan pemanenan (pemetikan buah kopi). Selain itu, pemangkasan juga dilakukan untuk memotong tunas wiwil yang tidak dikehendaki. Pemangkasan biasanya dilakukan 1—2 kali setiap tahun.

    D. Pemanenan Kopi

    1. Lakukan pemanenan saat buah kopi berwarna merah tua. Hindari memetik buah yang masih hijau (belum matang). Umumnya, tanaman kopi mulai menghasilkan buah pada umur 3—4 tahun.
    2. Petik buah secara manual menggunakan tangan.
    3. Kumpulkan di keranjang panen. Petani kopi dapat menjual langsung buah kopi kepada pengepul. Namun, beberapa petani kopi biasanya menjual dalam bentuk biji kopi kering. Berikut tahapan pengolahan buah kopi menjadi biji kopi.
    • Pengeringan buah
    • Pengupasan kulit buah
    • Pengeringan biji
    • Pengupasan kulit tanduk
    • Pengupasan kulit ari
    • Pengeringan akhir
    • Sortasi biji dan pengemasan

    E. Kendala dan Solusi Bisnis Kebun Kopi

    Kendala

    Solusi

    Pemasaran buah kopi yang sulitSelain dijual dalam bentuk mentah (buah kopi basah). Petani dapat menjual dalam bentuk kering melalui serangkaian proses pengeringan. Selain itu, kualitas buah kopi yang hendak dijual diusahakan memiliki tingkat kematangan yang seragam. Hal ini dapat membuat "posisi tawar" petani lebih tinggi.

    F. Analisis Usaha Bisnis Kebun Kopi

    a. Asumsi

    1. Lahan yang digunakan merupakan lahan pribadi seluas satu hektare.
    2. Reinvestasi dilakukan setiap lima tahun.
    3. Masa produksi kopi selama 17 tahun dan mulai menghasilkan pada tahun ke-4.
    4. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk jarak tanam 2,5 x 2,5 adalah 1.600 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 25% untuk bibit sulam.
    5. Harga kopi diasumsikan sebesar Rp25.000.

    b. Rincian Biaya

    Biaya investasi bertanam kopi

    Komponen

    Harga

    Jumlah

    Investasi

    Tahun

    ke-1 Tahun

    ke-5 Tahun

    ke-10

    Tahun

    ke-15 Hand sprayer 350.000

    2 Buah

    700.000 700.000 700.000

    700.000

    Cangkul

    50.000

    10 Buah

    500.000 500.000 500.000

    500.000

    Garpu

    50.000

    8 Buah

    400.000 400.000 400.000

    400.000

    Pompa air dan selang

    1.000.000

    1 Buah

    1.000.000

    1.000.000

    1.000.000

    1.000.000

    Wheel barrow 200.000

    3 Buah

    600.000 600.000 600.000

    600.000

    Ember

    25.000

    10 Buah

    250.000 250.000 250.000

    250.000

    Sabit

    20.000

    5 Buah

    100.000 100.000 100.000

    100.000

    Ajir

    500

    1.600 Buah

    800.000

    -

    -

    -

    Biaya investasi 4.350.000

    3.550.000

    3.550.000

    3.550.000

    Total biaya investasi

    15.000.000

    Biaya variabel bertanam kopi

    Komponen

    Harga

    (Rp)

    Jumlah

    Satuan

    Biaya Input Bibit kopi

    5.000

    2.000

    Bibit

    Bibit tanaman pelindung

    3.000

    88

    Bibit

    Pupuk kandang

    500

    800

    Kg

    PupukNPK

    3.000

    640

    Kg

    Pestisida

    75.000

    2

    Kg

    Herbisida

    75.000

    2

    Liter

    Biaya Tenaga kerja Persiapan lahan

    35.000

    60

    HOK

    Pembuatan lubang tanam

    35.000

    38

    HOK

    Penanaman pohon pelidung

    35.000

    8

    HOK

    Penanaman bibit kopi

    35.000

    22

    HOK

    Penyulaman

    35.000

    5

    HOK

    Pendangiran

    35.000

    36

    HOK

    Pemupukan

    35.000

    25

    HOK

    Penyiangan gulma

    35.000

    30

    HOK

    Pemberantasan HPT

    35.000

    8

    HOK

    Pemangkasan

    35.000

    40

    HOK

    Pemeliharaan tanaman pelindung

    35.000

    4

    HOK

    Panen

    35.000

    96

    HOK

    Pascapanen

    2.000

    Kg

    Biaya variabel per tahun
    Biaya tahun ke- (Rp)

    1

    2

    3

    4

    5-17

    10.000.000

    -

    -

    -

    -

    264.000

    -

    -

    -

    -

    400.000

    400.000

    400.000

    400.000

    5.200.000

    1.920.000

    1.920.000

    1.920.000

    1.920.000

    24.960.000

    150.000

    150.000

    150.000

    150.000

    1.950.000

    150.000

    150.000

    150.000

    150.000

    1.950.000

    2.100.000

    -

    -

    -

    -

    1.330.000

    -

    -

    -

    -

    280.000

    -

    -

    -

    -

    770.000

    -

    -

    -

    -

    175.000

    -

    -

    -

    -

    1.260.000

    1.260.000

    1.260.000

    1.260.000

    16.380.000

    875.000

    875.000

    875.000

    875.000

    11.375.000

    1.050.000

    1.050.000

    1.050.000

    1.050.000

    13.650.000

    280.000

    280.000

    280.000

    280.000

    3.640.000

    1.400.000

    1.400.000

    1.400.000

    1.400.000

    18.200.000

    140.000

    140.000

    140.000

    140.000

    1.820.000

    -

    -

    -

    3.360.000

    43.680.000

    -

    -

    -

    1.700.000

    39.600.000

    9.660.000

    7.625.000

    7.625.000

    12.685.000

    182.405.000

    Total biaya variabel220.000.000
    Total biaya operasional = Total investasi + Total biaya variabel

    = Rp15.000.000 + Rp220.000.000

    = Rp235.000.000

    c. Pendapatan dan Keuntungan Bisnis Kebun Kopi

    1. Pendapatan

    Tahun

    Jumlah

    Harga

    Pendapatan

    Pengeluaran

    Keuntungan

    ke-

    Panen (kg)

    (Rp)

    (Rp)

    (Rp)

    (Rp)

    1

    0

    25.000

    0

    14.010.000

    -14.010.000

    2

    0

    25.000

    0

    7.625.000

    -7.625.000

    3

    0

    25.000

    0

    7.625.000

    -7.625.000

    4

    850

    25.000

    21.250.000

    12.685.000

    8.565.000

    5

    1.050

    25.000

    26.250.000

    17.581.154

    8.668.846

    6

    1.250

    25.000

    31.250.000

    14.031.154

    17.218.846

    7

    1.500

    25.000

    37.500.000

    14.031.154

    23.468.846

    8

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    9

    1.600

    25.000

    40.000.000

    17.581.154

    22.418.846

    10

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    11

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    12

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    13

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    14

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    15

    1.600

    25.000

    40.000.000

    17.581.154

    22.418.846

    16

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    17

    1.600

    25.000

    40.000.000

    14.031.154

    25.968.846

    516.250.000

    235.000.000

    281.250.000

    2. Keuntungan

    Keuntungan = Pendapatan – total biaya

    = Rp516.250.000 – Rp235.000.000

    = Rp281.250.000

    d. Kelayakan Usaha

    1. Rasio R/C

    Rasio R/C  = Pendapatan : Total biaya operasional

    = Rp516.250.000 : Rp235.000.000

    = 2,20

    R/C lebih dari satu artinya usaha layak dijalankan. R/C 2,20 artinya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,20.

    Baca juga :

    Tidak ada komentar

    Posting Komentar

    to Top